Photos

Breaking

Selasa, 04 Februari 2020

PANGERAN SYARIF ABDURRAHMAN , SEJARAH DAN SILSILAHNYA


Foto Koleksi Ahmad Basyaiban

   


   DI PANGGIL PANGERAN MUSYARRIF

     Syarif Abdurrahman di kenal oleh masyarakat dan keturunannya dengan panggilan pangeran Musyarrif. Mungkin saat itu para abdi Keraton Arosbaya salah paham saat mendengar Panembahan Arosbaya mengenalkan nama beliau. Saat itu Panembahan mengatakan" perkenalkan Ini pangeranmu syarif Abdurrahman" sehingga untuk kalangan masyarakat sekitar arosbaya dan beberapa keturunannya di sekitar daerah pesisir utara dan timur sampai saat menganal nama pangeran musyarif dari pada pangeran syarif.

 KIPRAH BELIAU DI AROSBAYA

     Pangeran Musyarrif menjadi pemuka agama di lingkungan Keraton Arosbaya tepatnya beliau menjadi penghulu Keraton arosbaya. Sebelum beliau aktiv di lingkungan keraton beliau dakwah di sekitar Arosbaya. Dan banyak petilasan beliau di beberapa tempat. Beliau menjabat sebagai penguhulu Keraton atau mufti agung arosbaya sejak pemerintahan Panembahan lemah duwur hingga masa anakanya yakni Pangeran Tengah. Pangeran tengah adalah anak panembahan lemah duwur dari pernikahan beliau dengan putri jaka tingkir Pajang. Pada pemerintahan pangeran tengah terjadi peristiwa yang besar yang menyebabkan gugurnya pangeran syarif. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 6 Desember 1595 dan pada tanggal 5 February 1597 yakni setahun kemudian dari peristiwa sebelumnya. Pada tahun itu empat buah kapal dagang VOC pertamakalinya berlabuh di pelabuhan Arosbaya. Pihak VOC saat itu mengundang pihak keraton untuk datang ke kapal Mauritius, dan pangeran tengah mengutus patih keraton yaitu ki Ronggo dan Penghulu keraton yaitu Pangeran Syarif, namun ternyata keduanya salah naik kapal yang menyebabkan salah paham dan berujung perkelahian antara utusan keraton dengan pihak VOC karena di kira mereka hendak merampok isi kapal sehingga pangeran syarif dan ki Ronggo gugur. Pada saat kapal VOC berlabuh lagi pada tanggal 5 February 1597 . Tanpa komando Rakyat Arosbaya langsung menyerbu kapal VOC sehingga peristiwa saat itu banyak rakyat arosbaya yang gugur dan pihak belanda juga kabur. Pangeran syarif di makamkan di belakang masjid jamik Arosbaya kempul bersama beberapa keturunanya dan juga makam sayyid Abdullah bin abdurrahim Basyaiban.

CICIT -CICIT SYARIF ABDURRAHMAN

     Dari Hasil Pengumpulan Data dari Keluarga-Keluarga Bani Syarif Abdurrahman Pangeran Syarif Abdurrahman (w.1596 M) menikah dengan Ratu Ireng binti Panembahan Lemah Duwur. Lalu dikaruniai anak:
1. R. Kafie. Meninggal di Filipina dan tidak punya keturunan.
2. R. Sayyidin. Makam di belakang Masjid Arosbaya. R. Sayyidin ini punya istri dua. Istri pertama putri Pangeran Bawean. Lalu dikaruniai anak:
2.1. R. Masigit (jhuluk Gusti Kiai. Makam di belakang Masjid Arosbaya. Beliau dikaruniai anak:
2.1.1. R. Ismail/ R. Ariowinoto
2.1.2. R. Bakir
2.1.3. R. Ayu Djumina
2.1.4. R. Idris Onggo Kusumo
2.2. R. Ayu Hatija
2.3. R. Ayu Halima
Istri kedua putri Pangeran Patmanegara. Dikaruniai anak:
2.4. R. Abdul Hamed/ Abdurrahman, yang dikaruniai anak:
2.4.1. Mas Kiai Qamaruddin
 Pangeran Syarif Abdurrahman juga menikah dengan seorang perempuan, Lalu dikaruniai anak:
3. R. Syekh Baniron. Makam di belakang Masjid Arosbaya. R. Syekh Baniron ini dikaruniai anak:
3.1. Nyai Baniron Anom, yang dikaruniai anak:
3.1.1. R. Kiai Abdullah
3.2. R. Kiai Soleh, yang dikaruniai anak:
3.2.1. R. Kiai Imam Masigit
3.3. R. Sulaiman, yang dikaruniai anak:
3.3.1. R. Ayu Auratna/ Siti Khotimah
great keturunan beliau sampai saat ini sudah ada yang 12-13 ke beliau kalo Pangeran syarif adala great ke 23 dari Rosulullah maka sekarang generasi ke 36 dan itu wajar sekali

 SILSILAH PANGERAN SYARIF

     Dari beberapa manuskrip silsilah beliau ada beberapa versi, baik versi yang di tulis sejarawan KRT. Zainal fattah atau keturunannya sendiri. Menurut kanjeng zainal fatah pangeran syarif Abdurrahman bernama sayyid Ahmad Al Huseini adalah bin syarif Muhammad Juhariya bin Syarif Hafie bin syarif Ahmad adik kandung sunan Ampel lain ibu. Memang konon menurut kanjeng zainal fattah syarif Ahmad adik sunan Ampel ini datang belakangan menyusul kakaknya untuk hijrah dari Champa menuju Pulau Jawa. Dan memang menurut serat Panengen awit sangkeng nabi adam milik Tepas dalem keraton Jogjakarta mencatat nama adik sunan ampel ini dengan nama Ahmad Rifai ibrohim Asmoroqondi bin jumadil kubro. 

Menurut catatan salah satu keturunan pangeran syarif beliau adalah bin syarif Jufri bin syarif Ahmad bin Syarif Hasan bin syarif Abu bakar bin syarif Maqbul bin syarif Hasan bin Syarif Mekkah bin Jumadil Kubro. Jika menilik data ini Maka versi ini lebih panjang dari versi kanjeng Zaina Fattah mengingat pangeran syarif berdakwa ke Arosbaya sudah cukuk usia.
     Di Bawean ada seorang pendakwah bernama pangeran Perigi atau yang lebih dikenal dengan  nama Maulan Umar Mas'ud. Menurut data Bawean beliau bersaudara dengan pangeran Sekar yang di ambil menantu raja Arosbaya saat itu. Pangeran perigi dari Palembang menuju Arosbaya bersama saudaranya yakni pangeran Sekar untuk berdakwah di sana. Namun setalah saudara diambil menantu oleh Raja Arosbaya beliau melanjutkan berdakwah di pulau Bawean masuk ke pulau Bawean pada tahun 1501 Masehi. Di manuskrip Bawean milik Raden Amin salah satu keturunan Maulana Umar Mas'ud ada dua versi. Yakni Maulana Umar Mas'ud dan saudaranya pangeran Sekar Arosbaya adalah bin sunan Mojoagung bin sunan derajat. Dan ada juga catatan kuno yang lain mereka di tulis bin Maulana Maghribi bin Maulana Ishaq.
     Dari beberapa data ini harus diuji kevalidanya  yang singkron dengan sejarah dan juga. Menurut penulis pangeran Sekar Arosbaya ini adalah pangeran Syarif Abdurrahman. Karena masa dakwahnya mereka di Arosbaya adalah masa dimana peralihan dari pangeran Pragalbo ke Panembahan Lemah Duwur. Sehingga silsilahnya pangeran Syarif juga harus di singkronisasi dengan data saudaranya yang di Bawean.

KAROMAH 

     sudah lumrah bagi seorang waliyullah mereka mempunyai kekeramatan karena itu merupakan Maunah dari yang maha kuasa.
     Ada beberapa cerita yang terkait tentang karomah beliau yang terekam di ingatan anak cucunya dan masyarakat. di antaranya adalah ketika sunan Muniron bertandang ke arosbaya di kediaman beliau . saat itu tidak ada yang mau di suguhkan untuk menjamu sunan muniron lalu pangeran musyarrif mohon ijin mau nangkap ikan  dulu. beliau hanya keluar ke halaman rumah dan menjaring ikan di halaman dan atas kuasa Allah SWT jaring itu mendapatkan ikan. padahal halaman rumah hanya tanah kosong bukan kolam ikan.
begitulah haliahnya seorang wali allah kadang tidak bisa di nalar secara logika tapi terbukti terjadi secara nyata.

di sarikan dari beberapa sumber oleh Mohsen Basheban


3 komentar:

  1. Menurut referensi yang saya jumpai di perpusda Kab. Sampang dikatan bahwa Aji Gunung adalah putra dari Pangeran Mas Arosbaya, versi lain mengungkapkan bahwa beliau Aji Gunung di sebut sebagai putra dari Kiai Khotib bin Sunan Cendana. Mohon pencerahannya bib

    BalasHapus
  2. Mohon diinformasikan no wa yg bisa saya hubungi karena saya butuh informasi lebih detail mengenai silsilah keluarga,,,kakek saya dari dalem timor dan rumahnya masih ada disana tepatnya ada di gang utara majid masuk ke timur ada rumah tua yg halamannya luas dan rumah masih dari kayu, terima kasih
    Ini no wa saya 0895395039325 (tody)

    BalasHapus
  3. Saya ingin informasi mengenai suaminya nyai baniron anom, tolong mungkin ada yg tau bisa WA 085219355348

    BalasHapus